09.TERAPI USUS : ANTI JAMUR DAN PROBIOTIK (dr Rudy Sutadi, SpA, MARS, S Pd.I)

[Ringkasan 09 dari 17 - Biomedical
Intervention Terapi]
TERAPI USUS : ANTI JAMUR DAN
PROBIOTIK
LATAR BELAKANG :
Usus manusia mengandung sejumlah
besar bakteri. Bakteri usus 10x lebih
banyak dibandingkan sel-sel pada seluruh
tubuh.
Kebanyakan dari bakteri usus tersebut
menguntungkan, dan membantu dalam
mencerna makanan, keseimbangan
cairan, dan membatasi pertumbuhan
bakteri yang merugikan serta jamur.
Beberapa penyandang autisme memiliki
jumlah yang sedikit rendah pada bakteri
yang menguntungkan dan jumlah yang
banyak pada bakteri yang merugikan serta
jamur.
Bakteri yang merugikan dan jamur
memproduksi toksin-toksin yang dapat
sedemikian sangat mengganggu fungsi
mental dan perilaku.
Alkohol hanya salah satu dari banyak
toksin yang diproduksi oleh jamur, dan
merupakan contoh bagus tentang toksin
jamur yang dapat sedemikian sangat
mengganggu perilaku.
Tampaknya cara terbaik untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut adalah dengan
kombinasi diet anti jamur, obat-obat anti
jamur dan probiotik (bakteria “baik”/
menguntungkan). Hal tersebut dapat
membantu menormalisasi fungsi usus.
TERAPI :
Diet Anti Fungal :
Jamur (yeast) “memakan” gula dan
karbohidrat sederhana, sehingga penting
untuk mengurangi atau menghindari
makanan tersebut.
Juga bermanfaat untuk menghindari
makanan yang mengandung jamur atau
produk-produk jamur, termasuk jus buah,
cuka (dalam ketchup dan makanan-makan
lain), makanan-makanan dengan zat
pelunak (roti, pizza, bagels, rolls), keju,
dan mushrooms (yang merupakan jenis
yeast/fungus).
Jangka Waktu Terapi : Dr. Sidney Baker
menyarankan untuk mencoba selama 5-14
hari, kemudian diikuti paparan sejumlah
besar untuk melihat apakah diet
memperlihatkan perbedaan. Jika ya, maka
lanjutkan untuk jangka waktu yang
panjang.
Obat-obat Anti Jamur :
Terdapat obat-obat resep dan obat-obat
non-resep, dan kadang perlu mencoba
beberapa untuk mengetahui mana yang
efektif untuk jenis (strain) dari yeast
tertentu.
Nystatin adalah yang paling aman, karena
tidak diserap oleh usus, tetapi banyak
yeast yang saat ini sudah resisten
terhadap Nystatin.
Diflucan, Sporanox, Lamisil, dan Nizoral
merupakan alternatif dimana yeast jarang
resisten terhadap mereka. Tetapi mereka
diserap oleh usus dan bisa mengganggu
fungsi hati, sehingga enzim-enzim hati
perlu diperiksa setiap beberapa bulan jika
digunakan dalam jangka waktu panjang.
Beberapa terapi antifungal yang non-
resep yaitu capryllic acid, oregano
concentrate, citrus seed extract,
undecylenic acid, dan pau d’arco.
Terapi yang tidak umum adalah
saccharomyces boulardi, yang merupakan
yeast yang tidak berbahaya yang dapat
membunuh yeast lain dan meningkatkan
bakteri “baik”, tetapi akan hilang dalam
beberapa minggu jika berhenti
dikonsumsi, dan meninggalkan usus yang
jadi sehat.
Jangka Waktu Terapi : Dr. Sidney Baker
menyarankan mencoba secara serial
setiap antifungal dosis tinggi selama 2-3
minggu, diikuti oleh antifungal lainnya
sampai mendapatkan antifungal yang
cocok.
Reaksi die-off : Ketika yeast terbunuh,
mereka mengeluarkan seluruh toksin
yang dikandungnya sekaligus. Hal ini
dapat menyebabkan suatu reaksi “die-off”
selama beberapa hari, kemudian diikuti
oleh perbaikan saat toksin-toksin tersebut
lenyap.
Probiotik :
Probiotik merupakan campuran dari satu
jenis atau lebih bakteri “baik” yang
normalnya terdapat di usus.
Banyak probiotik hanya mengandung
beberapa juta Colony Forming Units (CFU)
atau bahkan kurang, tetapi beberapa
probiotik mengandung 30-75 juta CFU,
dan beberapa probiotik dengan resep
mengandung sampai 500 juta CFU.
Semakin tinggi dosis suatu produk,
semakin mungkin untuk mencapai usus
dan melakukan rekoloni dengan bakteri
“baik”.
Jika tetap diperlukan probiotik dosis
tinggi, hal ini mungkin disebabkan
adanya pankreatitis atau disfungsi serius
lainnya.
Jangka Waktu Terapi : Mula-mula
gunakan dosis tinggi, dan kemudian
pertimbangkan dosis pemeliharaan yang
lebih rendah.
Testing : Suatu cara tes sederhana tetapi
sangat bermanfaat adalah melihat pada
tinja, karena setengah dari tinja adalah
bakteri. Tinja akan berbentuk, dan
warnanya menjadi agak coklat sampai
coklat tua, dengan 1-3 kali buang air
besar per hari.
Perhatian pada pemberian antibiotik :
Satu seri antibiotik oral dapat membunuh
hampir 99% bakteri “baik” usus, tetapi
sama sekali tidak mempunyai pengaruh
pada yeast atau banyak jenis bakteri
“jahat”, yang kemudian berkembang-biak
karena tidak adanya kompetisi dari
bakteri “baik”.
Antibiotik oral sering menyebabkan
pertumbuhan berlebihan dari bakteri
“jahat” dan yeast, dan diperkirakan
merupakan penyebab dari banyak
masalah usus pada autisme.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata penyandang autisme anak-anak
merupakan pengguna antibiotik yang
lebih banyak dibandingkan anak-anak
umumnya pada beberapa tahun pertama
kehidupan mereka.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
Comprehensive Digestive Stool Analysis
(dilakukan oleh Great Smokies atau
Doctor’s Data) dapat memperlihatkan
beberapa jenis bakteri dan yeast yang
abnormal dan normal.
Analisis sensitivitas dapat memperkirakan
anti-fungal yang mana yang paling
mungkin bermanfaat, tetapi sering cara
terbaik yaitu dengan beberapa seri
percobaan dari berbagai antifungal.
Urinary organic acid testing dapat
dilakukan untuk memeriksa kadar tinggi
abnormal pada metabolit-metabolit dari
yeast, walau realibilitas dari tes ini agak
kurang jelas.
EFEKTIVITAS TERAPI :
Efektivitas terapi berdasar penilaian oleh
orangtua (Parent Rating) :
Jenis Obat // Memburuk // Tidak Ada
Perubahan // Membaik // Jumlah Laporan
Diflucan (Antifungal) // 5% // 41% // 55%
// 330
Nystatin (Antifungal) // 5% // 46% // 46%
// 986
Antibiotik // 31% // 57% // 12% // 1799
PENELITIAN :
Suatu penelitian oleh Rosseneau dkk.
menemukan bahwa 95% dari 80
penyandang autisme regresif dan
konstipasi kronis secara kasar memiliki
jumlah E. Coli 10.000 kali lebih banyak
dibanding normal, dan banyak juga yang
memiliki jumlah besar dari beberapa jenis
bakteri Gram negatif aerobik (BGNA).
Suatu penelitian pengobatan selama 3
bulan pada 11 anak mendapatkan bahwa
suatu antibiotik poten menyebabkan
pemusnahan bakteri, dan terjadi
perbaikan jelas atau bahkan
penyembuhan total dari masalah usus,
dan perbaikan besar pada perilaku.
Namun, ketika antibiotik dihentikan,
BGNA muncul kembali dalam waktu
sebulan, dan terjadi perburukan pada
fungsi usus dan perilaku.
Penelitian serupa yang lebih kecil yang
dilakukan oleh Sandler dkk. dengan
antibiotik poten lainnya (Vancomycin)
juga mendapatkan perbaikan sementara
pada fungsi usus dan perilaku, dan
perbaikan tersebut juga menghilang
ketika pengobatan dihentikan.
(Sander et al., Short-term benefit from
oral vancomycin treatment of regressive-
onset autism. J Child Neurol 2000 Jul; 15(7)
:429-35).
Dua penelitian kecil oleh Finegold dkk
mendapatkan suatu bukti terbatas pada
bakteri anaerob abnormal, terutama
peningkatan pada clostridia. Mereka tidak
melakukan pemeriksaan untuk BGNA.
(Song Y, Liu C, Finegold SM. Real-time
PCR quantification of clostridia in feces of
autistic children. Appl Environ Microbiol.
2004 Nov; 70(11):6459-65.
Finegold et al, Gastrointestinal microflora
studies in late-onset autism. Clin Infect
Dis. 2002 Sep 1; 35 (Suppl 1):S6-S16).

Comments

Popular posts from this blog

HSI QAWA’ID 16-20

Bagamana melakukan Rotasi dan Eliminasi diet pada anak autistik (dr Rudy Sutadi, SpA, MARS, S Pd.I)

serba resep untuk anak autis