10.AMINO ACIDS ( dr Rudy Sutadi SpA, MARS, S Pd.I)
[Ringkasan 10 dari 17 - Biomedical
Intervention Therapy]
AMINO ACIDS
DASAR PEMIKIRAN :
Protein terbuat dari rangkaian panjang
asam-asam amino tunggal.
Protein dicerna sempurna jika enzim-
enzim pencernaan memecah molekul-
molekul protein panjang menjadi peptida-
peptida kecil dan asam-asam amino
tunggal yang dapat diserap oleh usus.
Asam-asam amino tersebut dapat dirakit
kembali untuk membuat berbagai
susunan dari bahan-bahan penting,
seperti nerotransmiter, hormon, ezim,
antibodi, imunoglobulin, glutation, dan
banyak bahan-bahan lainnya. Sehingga
asam-asam amino merupakan blok-blok
pembangun kehidupan.
Sebagian penyandang autisme membatasi
sendiri dietnya sehingga menjadi rendah
protein, sedangkan yang lainnya memiliki
masalah-masalah pencernaan yang
membatasi kemampuan mereka untuk
mencerna protein menjadi asam-asam
amino tunggal. Apapun masalahnya,
dapat menyebabkan kekurangan asam-
asam amino.
TERAPI :
1. Pastikan diet mengandung cukup
protein (2 kali 4 oz per hari). 1 oz =
28,34952 gram, 4 oz = 113,39808 gram
2. Pertimbangkan pemberian enzim-
enzim pencernaan agar protein lebih
tercerna dengan sempurna menjadi
asam-asam amino tunggal
3. Berikan asam-asam amino “bentuk
bebas” (yaitu asam-asam amino yang
dalam bentuk tunggal), bukannya
bagian dari molekul protein besar
yang perlu dicerna oleh tubuh.
TESTING :
Asam-asam amino bisa diperiksa dari
darah (dengan puasa 10 jam) ataupun
dari urine (lebih baik urine 24 jam).
Plasma darah puasa menunjukkan kadar
asam-asam amino di sirkulasi yang lebih
berhubungan dengan diet/pencernaan.
Analisis asam amino urine 24 jam
memperlihatkan apa yang kelebihan atau
tidak digunakan dan apa yang kurang,
jika fungsi ginjal normal.
Hasil urine harus diinterpretasi secara
hati-hati, karena kadar tinggi pada urine
dapat mengindikasikan “kebocoran” atau
eksresi berlebihan, yang menyebabkan
rendahnya kadar di tubuh.
Juga bermanfaat untuk memeriksa kadar
nerotransmiter-nerotransmiter di
trombosit (darah), karena kadar
nerotransmiter-nerotransmiter yang
rendah dapat diterapi dengan memberi
suplementasi dengan asam-asam amino,
sehingga tubuh bisa membentuknya.
PENELITIAN :
Satu penelitian oleh Aldred dkk.,
menemukan bahwa penyandang-
penyandang autisme atau sindrom
Asperger dan saudara-saudara mereka
serta orang-orang tua mereka semuanya
memiliki peningkatan asam glutamat,
fenil alanin, asparagin, tirosin, alanin,
dan lisin (p
Aldred S, Moore KM, Fitzgeral M, Waring
RH. Plasma amino acid levels in children
with autism and their families. J Autism
Dev Disord. 2003 Feb;33(1):93-7.
Intervention Therapy]
AMINO ACIDS
DASAR PEMIKIRAN :
Protein terbuat dari rangkaian panjang
asam-asam amino tunggal.
Protein dicerna sempurna jika enzim-
enzim pencernaan memecah molekul-
molekul protein panjang menjadi peptida-
peptida kecil dan asam-asam amino
tunggal yang dapat diserap oleh usus.
Asam-asam amino tersebut dapat dirakit
kembali untuk membuat berbagai
susunan dari bahan-bahan penting,
seperti nerotransmiter, hormon, ezim,
antibodi, imunoglobulin, glutation, dan
banyak bahan-bahan lainnya. Sehingga
asam-asam amino merupakan blok-blok
pembangun kehidupan.
Sebagian penyandang autisme membatasi
sendiri dietnya sehingga menjadi rendah
protein, sedangkan yang lainnya memiliki
masalah-masalah pencernaan yang
membatasi kemampuan mereka untuk
mencerna protein menjadi asam-asam
amino tunggal. Apapun masalahnya,
dapat menyebabkan kekurangan asam-
asam amino.
TERAPI :
1. Pastikan diet mengandung cukup
protein (2 kali 4 oz per hari). 1 oz =
28,34952 gram, 4 oz = 113,39808 gram
2. Pertimbangkan pemberian enzim-
enzim pencernaan agar protein lebih
tercerna dengan sempurna menjadi
asam-asam amino tunggal
3. Berikan asam-asam amino “bentuk
bebas” (yaitu asam-asam amino yang
dalam bentuk tunggal), bukannya
bagian dari molekul protein besar
yang perlu dicerna oleh tubuh.
TESTING :
Asam-asam amino bisa diperiksa dari
darah (dengan puasa 10 jam) ataupun
dari urine (lebih baik urine 24 jam).
Plasma darah puasa menunjukkan kadar
asam-asam amino di sirkulasi yang lebih
berhubungan dengan diet/pencernaan.
Analisis asam amino urine 24 jam
memperlihatkan apa yang kelebihan atau
tidak digunakan dan apa yang kurang,
jika fungsi ginjal normal.
Hasil urine harus diinterpretasi secara
hati-hati, karena kadar tinggi pada urine
dapat mengindikasikan “kebocoran” atau
eksresi berlebihan, yang menyebabkan
rendahnya kadar di tubuh.
Juga bermanfaat untuk memeriksa kadar
nerotransmiter-nerotransmiter di
trombosit (darah), karena kadar
nerotransmiter-nerotransmiter yang
rendah dapat diterapi dengan memberi
suplementasi dengan asam-asam amino,
sehingga tubuh bisa membentuknya.
PENELITIAN :
Satu penelitian oleh Aldred dkk.,
menemukan bahwa penyandang-
penyandang autisme atau sindrom
Asperger dan saudara-saudara mereka
serta orang-orang tua mereka semuanya
memiliki peningkatan asam glutamat,
fenil alanin, asparagin, tirosin, alanin,
dan lisin (p
Aldred S, Moore KM, Fitzgeral M, Waring
RH. Plasma amino acid levels in children
with autism and their families. J Autism
Dev Disord. 2003 Feb;33(1):93-7.
Comments
Post a Comment